Kamis, 01 September 2016

Tren Kaos di Indonesia

Tren Kaos di Indonesia

Perjalanan kaos di Indonesia dimulai dengan kedatangan orang-orang Belanda yang datang. Ketika itu mereka membawa kaos sebagai barang yang digunakan untuk beraktivitas sehari-hari. Benda ini mempunyai nilai gengsi yang sangat besar pada waktu itu ketika teknologi pembuatan kaos yang belum baju sehingga kaos menjadi barang yang mahal.

Perkembangan kaos di Indonesia mulai pesat ketika dekade tahun 70-an yang dimana kaos merambah ke pelosok seluruh Indonesia. Pada saat itu kaos masih mempunyai model yang lama yaitu warna putih dengan desain polos. Bahan yang digunakan yaitu katun halus dalam proses pembuatan bajunya. Kaos pada masa itu banyak digunakan oleh kaum pria. Brand-brand yang terkenal pada pada masa itu seperti Swan dan 77. Perkembangan kaos pada masa itu diabadikan oleh kartunis terkenal GM Sudarta melalui tokoh Om Pasikom dan kemenakannya dengan tajuk “Generasi Kaos Oblong” (Harian Kompas, 14 Januari 1978).

Pada tahun 1980-an perkembangan kaos semakin berkembang dengan produk-produk lokal yang melakukan proses kreatif pada kaos. Maka muncullah merek terkenal seperti Joger dan Dagadu. Kedua merek ini berasal dari Yogyakrat dan Bali. Mereka menampilkan desain yang unik dan menarik untuk menarik masyarakat membeli kaos mereka. Dekade 90-an perkembangan kaos di Indonesia semakin ramai dengan kemajuan teknologi mereka membuat desain sendiri dan memproduksi sendiri dan menjual produk mereka di toko sendiri. Pada saat itu proses yang mereka lakukan bisa disebut dengan Distro Clothing. Distro sendiri merupakan singkatan dari "Distribution Outlet" yang berarti toko yang mendistribusikan atau menjual barang-barang unik termasuk kaos